Halaman

Minggu, 08 September 2013

Menjadi Donatur Kudeta: Saudi Arabia Mulai Kecewa

By: SELIDIK (Studi Informasi dan Laboratorium Dunia Islam Kontemporer)
****

Abdurrahman Yusuf Al-Qardhawi mengatakan, "Kini nama Ikhwan sudah menjadi stigma bagi siapapun yang gigih memperjuangkan Al-Haq. Jika ada seseorang yang gigih memperjuangkan Al-Haq, maka ia akan dicap: Kamu Ikhwan! Sungguh ia bukanlah stigma negatif. Justru siapapun kita harus bangga karena gigih memperjuangkan Al-Haq."

Sungguh, Ikhwan kini dianggap tidak berhak "hidup" lagi di Mesir. Sejak awal kudeta, Ikhwan ditarik-digoda-diprovokasi agar terjerumus memilih mengangkat senjata. Namun dengan kematangan perjuangan, sejak awal didirikan hingga berkutat dalam perlawanan melawan penjajah, Ikhwanul Muslimin sangat paham; the grand enemy adalah Yahudi yang hingga kini masih menganeksasi Palestina dan hendak menghancurkan Al-Aqsha.

Hampir tak ada gerakan Islam di dunia, yang perjuangannya sangat concern menjaga dan membebaskan Al-Aqsha selain Ikhwanul Muslimin dan gerakan turunannya semisal HAMAS di Palestina. Apa yang menjadi kunci? Pengorbanan! Pepatah Arab mengatakan,
من لم يجرب التضحية من أجل فكرة من يقدم مرضاة أمير أو رئيس على مرضاة الله يستحيل عليه أن يرى الحق الأبلج اليوم في #مصر. لذلك تراه مع الانقلاب
"Siapapun yang tidak berani berkorban demi fikroh perjuangan!
Siapapun yang hanya mengabdi kepada Amir atau Presiden hingga mengalahkah pengabdian meraih ridho Allah.
Sangat mustahil baginya dapat melihat kebenaran yang terang benderang."
Maka wajar, hari ini di Mesir, anda melihat dia prokudeta!

Kini kudeta terhadap Presiden pertama Ikhwanul Muslimin di Mesir, Dr. Muhammad Mursi, menuai penyesalan mendalam dari para donatur dan pendukung utama kudeta. Semisal Saudi Arabia. Karena ternyata, kudeta yang dilakukan As-Sisi terhadap Mursi, sama sekali tidak memberikan nilai positif bagi Kerajaan Saudi, selain pembenaran atas stigma bahwa Saudi yang dikuasai Al Saud sangat ketakutan kehilangan kekuasaan.

Padahal, banyak pengamat Timur Tengah yang menilai, bahwa jika saja Saudi tidak terlalu khawatir dengan geliat gerakan Islam di Saudi yang sebenarnya tidak terlalu nampak dan mengakar. Maka aliansi keluarga Al Saud dengan gerakan Ikhwanul Muslimin dapat meperkuat aliansi Ahlus Sunnah dalam menghadapi pengaruh Syi'ah Iran di regional. Jelas, Iran kini telah menguasai negara-negara Arab yang dulu sangat memusuhinya. Semisal: Irak, Syria, Libanon, Bahrain, Oman, Emirat. Negara-negara yang justru tetangga terdekat Saudi Arabia.

Saudi semakin menyesal, alih-alih dukungan kudeta itu membuat posisinya di percaturan OKI atau Liga Arab makin kuat, malah sebaliknya semakin dicemooh dan dianggap bermuka dua! Terlebih korban pembantaian adalah demonstran damai yang tak bersenjata dan tengah menjalankan shalat di bulan Ramadhan dan seminggu setelah Idul Fitri.

Sekali lagi, Saudi ikut bertanggungjawab. Bahkan Dr. Abu Syadi, ideologis Ikhwanul Muslimin mengatakan, betapa beratnya tanggungjawab yang dipikul para mafia kudeta dan donatur kudeta yang telah menyebabkan ribuan orang gugur, puluhan ribu ditangkap, hingga puluhan ribu luka-luka. Yang gugur dalam keadaan shaum-shalat-dan memperjuangkan haq, jelas balasannya adalah rahmat dan surga Allah. Sedang para donatur dan kudeta, teramat berat hisabnya! Sayangnya, penyesalan memang selalu datang belakangan!

Asqi Resnawan 08 Sep, 2013


-
Source: http://muslimina.blogspot.com/2013/09/menjadi-donatur-kudeta-saudi-arabia.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar