Halaman

Selasa, 10 September 2013

Inilah empat kisah wanita yang menolak menutup aurat yang berakhir tragis

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Inilah empat kisah wanita yang menolak menutup aurat yang berakhir tragis-Jilbab merupakan busana wajib bagi muslimah demi menutup bagian tubuh yang diyakini mengundang syahwat para lelaki. Dalam Islam, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki kaum hawa dipercaya bisa membangkitkan gairah pria saat memandangnya. Itu sebabnya Tuhan memerintahkan para wanita mengenakan jilbab bermaksud melindungi mereka dari obyek pandangan kotor kaum adam.

Namun empat perempuan ini secara tegas menolak menggunakan jilbab. Mereka bahkan rela mati, cacat, kehilangan pekerjaan, bahkan mendapat tekanan hidup ketimbang menutupi auratnya. Siapa saja mereka dan bagaimana kisahnya? Dilansir dari stasiun televisi Al Arabiya, situs berbagi video Youtube, dan surat kabar the Daily Mail, berikut ulasannya.

1. Bunuh diri agar tidak berjilbab
Seorang gadis 15 tahun asal Mesir menentang keluarganya memaksa dirinya mengenakan jilbab. Dia memilih bunuh diri menggunakan senapan ayahnya ketimbang harus memakai busana syariah.
Gadis bernama Amira itu mengalami tindak kekerasan dari keluarga setelah menolak memakai jilbab. Daripada hidup di bawah tekanan dia diam-diam ke kamar ayahnya, mengambil senapan, dan menembak kepalanya.
2. Rela cacat demi tidak berjilbab
Seorang perempuan tidak diketahui namanya asal Iran menolak memakai jilbab. Dia akhirnya ditahan dan dijatuhi hukuman selama tiga tahun lantaran menolak menutupi auratnya.
Setelah menjalani hukuman dua tahun dia menyebutkan dalam pengakuannya di rekaman dalam situs berbagi video Youtube, tiga orang lelaki tidak diketahui apakah sipir penjara atau bukan, menghampiri dirinya dan mulai memukulinya. Ketiganya juga mematahkan kaki perempuan itu. Tak hanya itu, mereka juga merampok wanita itu hingga lima kali berturut-turut.
Dia bahkan memandang Islam sebagai agama kacau mengajarkan memperkosa dan tidak memandang kaum perempuan sebagai pribadi manusia utuh.
3. Rela kehilangan pekerjaan asal tidak berjilbab
Ghazala Khan asal Pakistan dipecat dari perusahaan perumahan tempatnya bekerja. Perusahaan itu milik seorang muslim konservatif berbasis di Inggris yang mengharuskan karyawannya memakai jilbab bahkan bercadar (burka).
Dia telah bekerja di perusahaan itu selama sembilan tahun. Sedari awal pemilik perusahaan membiarkannya bekerja tanpa jilbab, namun di tahun terakhirnya tekanan memakai jilbab semakin kencang.
4. Perempuan Sudan rela dicambuk asalkan tidak berjilbab
Amira Usman Hamid, wanita asal Sudan ini menyatakan dirinya siap dicambuk demi mempertahankan haknya agar rambutnya tetap terlihat untuk menentang hukum layaknya aturan yang diterapkan Taliban.
Amira menghadapi sebuah kemungkinan dicambuk jika dinyatakan bersalah pada sebuah sidang yang bakal digelar pada 19 September mendatang, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (9/9).
Di bawah undang-undang Sudan, semua wanita harus menutupi rambutnya dengan jilbab. Namun Amira, 35 tahun, menolak aturan itu.
Alhasil, kasus Amira telah menarik dukungan dari pegiat hak-hak sipil dan kasusnya menjadi isu terbaru dalam menyoroti serangkaian hukum di Sudan terkait aturan moralitas, yang mulai berlaku setelah kudeta yang didukung kelompok Islam oleh Presiden Umar al-Bashir pada 1989.
Mereka ingin kita menjadi seperti wanita Taliban, kata Amira dalam sebuah wawancara mengacu pada gerakan fundamentalis pemberontak di Afghanistan itu.
Dia dituntut dengan Pasal 152, yang melarang pakaian tidak senonoh.
Namun, para pegiat mengatakan hukum yang samar-samar telah membuat wanita menjadi subjek polisi dan target tidak sebanding dalam upaya untuk menjaga ketertiban umum.
Amira menjelaskan saat itu dia sedang mengunjungi kantor pemerintah di Daerah Jebel Aulia, tepat di luar Kota Khartoum, pada 27 Agustus lalu ketika seorang polisi mengatakan kepadanya untuk menutupi kepalanya.
Dia mengatakan, 'Kamu bukan orang Sudan. Apa agamamu?' ujar Amira menirukan polisi itu. Saya orang Sudan. Saya seorang muslim dan saya tidak akan menutupi kepala saya.
Rambut gelap Amira diwarnai dengan warna emas, dikepang ketat ke belakang.
Pada 2009 kasus yang menimpa seorang wartawan, Lubna Ahmad al-Hussein, menyebabkan kecaman dari dunia internasional dan menjadi perhatian dari para pegiat perempuan di Sudan.
Lubna didenda lantaran memakai celana panjang di depan umum tetapi dia menolak untuk membayar denda. Dia menghabiskan satu hari di belakang jeruji besi sampai Persatuan wartawan Sudan membayar denda atas namanya.
 Sumber : Merdeka.com

Abdul Syukur 10 Sep, 2013


-
Source: http://posterkini.blogspot.com/2013/09/inilah-empat-kisah-wanita-yang-menolak.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar