Halaman

Senin, 09 September 2013

INILAH TOKOH-TOKOH YANG TADINYA MENDUKUNG KUDETA KINI BERBALIK MENENTANG

1. Muhammad ElBaradei

Keluarnya El-Baradai dari barisan kudeta adalah kejutan bagi banyak orang, mereka yang berpikir dan mengira bahwa mantan Direktur Umum IAEA adalah salah satu tokoh sentral dalam skenario penggulingan Presiden Mursi. El-Baradai bagi kalangan orang-orang kudeta tak lain adalah tangga yang dengannya mereka memunculkan pemikiran liberal, dan di belakangnya ada kelompok orang yang ingin mengembalikan negara militer dengan segala kekejamannya, namun kenyataan menjadi pahit, saat orang-orang kudeta berusaha memaksanya terlibat dalam skenario pembantaian massal terhadap pendukung Ikhwan,dengan memberikan kewenangan kepada El-Baradei jabatan sebagai wakil presiden untuk urusan luar negeri, dengan harapan hubungan internasioanal yang luas yang dimiliki oleh El-Baradei dapat dimanfaatkan untuk melakukkan justifikasi pembantaian.

Yang merenungkan status El-Baradei pada tanggal enam Agustus atau kira-kira seminggu sebelum terjadinya pembantaian pembubaran aksi bertahan (Sit in), dalam statusnya El-Baradei menulis; "nampaknya usahaku untuk menghindarkan negeri ini terjatuh pada lingkaran kekerasan tidak sampai ke koran-koran pemerintah, kecuali artikel-artikel tentang "renunganku tentang rakyat dan negara Mesir", "Jalan di depan kita masih panjang dan bergelombang",.

Maka akan sampai pada kesimpulan bahwa penolakan El-Baradei bekerjasama dengan orang-orang kudeta dalam kesepakatan berdarah itu, yang membuat orang-orang kudeta berbalik menyerang El-Baradei, dan koran-koran pemerintah penuh dengan tulisan yang mendeskreditkan El-Baradei dan menuduhnya sebagai antek.

Sikap El-Baradei mengkristal pada surat pengunduran dirinya pasca pembubaran berdarah terhadap demonstran, di antaranya El-Baradei mengatakan, "Sebagaimana yang kalian ketahui bahwa saya berpendapat ada opsi damai untuk membubarkan aksi bertahan ini dan ada solusi yang dapat diterima sebagai permulaan yang akan mengantarkan kita pada konsensus nasional, namun keadaan berjalan seperti apa yang terjadi, dari pengalaman realitas bahwa rekonsiliasi akan datang di akhir namun setelah kita harus membayar harga mahal yang kemungkinan -menurut saya- dapat dihindari, menjadi susah bagi saya untuk terus menanggung tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang saya tidak setujui, dan saya takut akan akibatnya, saya tidak mampu menanggung tanggung jawab setetes darah di depan Allah, kemudian di depan hati nuraniku dan bangsaku, lebih khusus pada keyakinanku bahwa penumpahan darah dapat dihindari".

Dan setelah itu ElBaradei pun pergi ke Austria, ia pun banyak mendapatkan tuduhan dari berbagai arah, dituntut dengan tuduhan "penghianatan amanat", seolah-olah amanat mengharuskan tunduk pada pembantaian 14 Agustus yang disebut oleh Human Right Watch sebagai pembantaian paling buruk dalam sejarah modern Mesir".

2. Khalid Daud
Khalid Daud adalah tokoh yang tidak berafiliasi ke Ikhwanul Muslimin, namun ia menolak pembantaian dan tindakan kejam militer, ia juga menolak kembalinya rezim Mubarak, juga menolak usaha menghapus capaian revolusi 25 Januari.

Laporan Reuters pada tanggal 21 Agustus tentang Khalid Mantan Juru Bicara Front Penyelamatan, yang kemudian mengundurkan diri karena menolak kekerasan yang terjadi, ia mengatakan,"Saya merasa sekolompok orang pengikut rezim Mubarak kembali untuk melakukan balas dendam ke Ikhwanul Muslimin".

Khalid Daud melanjutkan, "Dan hal tersebut jelas dengan keberadaan sejumlah pendukung Mubarak di layar televisi, bahkan mereka tidak mau menganggap revolusi 25 Januari sebagai revolusi, dan mereka mengatakan bahwa 30 Juni adalah revolusi baru".

Daud menambahkan, "Gerakan Tamarrud "Pembangkangan" telah berakhir, mereka mengeluarkan pernyataan yang meminta militer untuk berbuat yang lebih banyak, perkara yang mencengankan bagi saya, ketika partai-partai liberal dan nasionalis, yang sebelumnya membela tujuan hak asasi manusia dan demokrasi, menelan hal tersebut tiba-tiba".

3. Khalid Ali
Tokoh lain yang sadar dan terketuk hati naraninya melihat tragedi kemanusiaan di negeri yang dilakukan militer adalah Khalid Ali, pengacara dan mantan calon presiden termasuk orang yang sangat keras mengkritik Ikhwanul Muslimin, dan sangat vokal pada pemerintahan Presiden Mursi, ia juga ikut serta dalam demonstrasi 30 Juni, namun ia menjadi sock pada peristiwa pembubaran demonstrasi, dalam salah satu sidang dalam kasus terbunuhnya Jabir Shalah "Jeka" anggota Gerakan Pemuda 6 April, yang terbunuh dalam peristiwa Muhammad Mahmoud sekitar bulan November tahun 2012,pengacara Khalid Ali mengeluarkan statmen tegas dan mengatakan pembantaian keji terjadi di Rabaa dan ia berjanji akan membela hak-hak syuhada revolusi dan syuhada Ikhwanul Muslimin, dan bahwa dia tidak akan membedakan darah siapa saja, statmen Khalid pun mendapat sambutan orang-orang hadir, ruangan ramai dengan tepuk tangan hangat bagi Ali. Berikut video Khalid Ali dalam persidangan Jabir Shalah:


4. Amr Hamzawy
Amr Hamzawy, tokoh sekuler dan salah satu tokoh revolusi 25 Januari, ia dengan terangan-terangan menentang Ikhwanul Muslimin, juga vokal dan keras kepada Presiden Mursi, serangannya yang terus menerus, disiarkan melalui televisi "CBC" pada masa jelang kudeta, namun ketua Partai Masr Al-Hurriyah ini mengumumkan penolakannya terhadap pembubaran berdarah demonstrasi pendukung Presiden Mursi, dalam dialognya di televisi An-Nahar. ia meminta agar dilakukan investigasi terkait pelanggaran yang terjadi dalam pembubaran demonstrasi Rabaa Al-Adaweah dan An-Nahdhah dengan banyaknya korban meninggal. Sikapnya ini kemudian menyebabkan ia diserang dan dituduh sebagai antek dan bekerja untuk sayap kelima.

5. Khalid Alimuddin

Ketukan hati nurani yang sama juga muncul dari tokoh partai Salafi An-Nur, Khalid Alimuddin yang memiliki perbedaan keras dengan Presiden Mursi saat menjadi penasehat presiden, walaupun ia berafiliasi ke partai Salafi An-Nur yang ikut serta dalam kudeta 3 Juli, namun hal tersebut tidak mengecualikan dia untuk menyebut apa yang terjadi di Rabaa sebagai tindakan kejahatan dan yang tidak manusiawi.

Koran Shorouk mengutip pernyataan Alimuddin dengan mengatakan; tindakan militer dan aparat keamanan membubarkan demonstrasi Rabaa Al-Adaweah dan An-Nahdhah adalah sebuah kejahatan yang tidak memperhitungkan kemanusiaan demonstran".

6. Abdel Rahman Youssef
Tokoh lainnya yaitu penyair Abdel Rahman Youssef, ia adalah pendukung demonstrasi 30 Juni, ia juga melihat banyak kekurangan dalam organisasi Ikhwanul Muslimin, namun ia kembali menyerang kudeta berdarah, dalam artikenya ia menulis di koran Alyoum Assabie yang berjudul "Ilusi Moment yang Manis"; "Kekerasan tidak menyelesaikan masalah politik apa pun, dan penembakan terhadap demonstrasi bukanlah tindakan bijaksana, tapi ia adalah kejahatan terpadu, ia adalah kejahatan yang tidak perlu dan tidak ada pendorongnya selain syahwat darah dan balas dendam, semestinya pembubaran aksi sit-in ini dengan cara damai, tanpa mengalirkan setetes darah pun, karena inilah Dr. ElBaradei mengundurkan diri, sebagian orang berusaha meragukan masalah ini, saya tegaskan dan saya ulangi bahwa pembubaran demonstran hampir terjadi tanpa tetesan darah satu pun, dan tanpa keterlibatan kementerian dalam negeri, dan tanpa tentara kita yang agung dalam tindakan yang memalukan ini, tindakan ini tidak mungkin bisa disebut sebagai kepahlawanan, karena tidak ada kepahlawanan yang membunuh anak satu anak negeri satu dengan yang lainnya, dan tidak ada kepahlawanan dalam menyelesaikan masalah politik dengan bom-bom serta tank-tank".

Sejarah mencatat setiap rezim dan sistem yang berlawanan dengan hati nurani akan musnah dan hancur dan hanya kekal menjadi sampah sejarah (Mazbalatut Tarikh), lihatlah Fir'aun walaupun sempat berkuasa namun pada akhirnya hancur di depan kemenangan hati nurani, lihatlah Soviet yang hancur berkeping-keping karena sistemnya berlawanan dengan nurani manusia. Dan apa yang baik bagi kemanusiaan dan sejalan dengan nurani manusia, itu yang kekal. Inilah hakikat yang Allah jelaskan dalam Al-Qur'an Surah Ar-Rad, ayat 17, "Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan..".

Wallahu A'lam

* islamedia

Asqi Resnawan 09 Sep, 2013


-
Source: http://muslimina.blogspot.com/2013/09/inilah-tokoh-tokoh-yang-tadinya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar